apoteker

10 Keahlian yang Tidak Dipelajari di Kuliah Farmasi dan Apoteker

GudangIlmuFarmasi – Di perkuliahan farmasi, kita belajar mengenai banyak obat, interaksi obat, dosis, dan beragam ilmu pengetahuan lainnya. Akan tetapi, terdapat beberapa hal praktis yang tidak diberikan oleh kebanyakan sekolah farmasi. Berikut ini 10 hal yang tidak dipelajari di perkuliahan farmasi yang sangat mendukung pekerjaan sebagai apoteker kedepannya.

Daftar Isi

1. Keahlian Pelayanan Pelanggan

Keahlian dalam melayani pelanggan akan banyak dibahas saat menjalani perkuliahan di farmasi. Keahlian ini kemudian dapat dipelajari dan diasah oleh calon apoteker dengan mencoba bekerja paruh waktu menjadi petugas perpustakaan kampus, magang di apotek, atau pelayan di restoran atau mengasah keahlian ini dengan sunggung-sungguh ketika mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus.

2. Mengerjakan banyak hal bersamaan

Menjadi seorang apoteker mengharuskan kita melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan. Sayangnya, tidak banyak pembahasan mengenai trik multitasking ini di perkuliahan sehingga mahasiswa yang tidak tahu bagaimana caranya mempertahankan diri pada akhirnya berhenti atau sangat menderita selama perkuliahan dan saat mendapatkan pekerjaan pertama.

3. Empati

Banyak program pendidikan yang gagal membentuk mahasiswa untuk menghadapi realita bahwa calon-calon pasien mereka mengalami kesakitan, ketakutan, kecemasan, kebingungan, tergesa-gesa—dan calon apoteker akan merasa tertekan dengan situasi ini. Mempelajari bagaimana merespon dengan empati sering kali berguna di dunia kerja, dan hal ini memerlukan banyak latihan.

4. Keahlian Komunikasi

Banyak mahasiswa yang lulus tanpa dasar keahlian komunikasi yang memadai; komunikasi ini bukan seperti mengirimkan surat elektronik yang penuh dengan kesalahan penulisan, berbicara dengan keras dan jelas sehingga orang-orang dapat mendengar, atau bicara sesingkat mungkin dengan pasien.

5. Keahlian Kepemimpinan

Mengatur sebuah tim adalah suatu seni dan apoteker sering kali dibutuhkan untuk mengatur beberapa laporan langsung pada pekerjaan pertamanya. Untuk dapat mengatur dengan baik, mahasiswa memerlukan pelatihan-pelatihan kepemimpinan. Selain itu, mahasiswa seharusnya tidak hanya mempelajari bagaimana mengatur orang lain, tetapi juga mengatur rekan-rekan kerjanya.

Baca :  Apoteker Harus Tahu Cara Mencampur Obat Suntik dan Menangani Sediaan Sitostatika

6. Mendengarkan

Sebesar 80% komunikasi melibatkan proses mendengarkan. Banyak masalah pasien dapat dihindari jika apoteker memiliki keahlian untuk mendengarkan secara aktif. Mahasiswa farmasi harus belajar mengulangi hal-hal yang disampaikan pasien dengan kata-kata sendiri untuk memastikan apa yang dipahami, melatih postur “mendengarkan” (kontak mata, gerakan-gerakan non-verbal seperti anggukan) dan memberikan perhatian yang penuh.

7. Merekrut staf yang baik

Orang yang Anda rekrut dapat mendukung atau menjatuhkan Anda. Mempelajari bagaimana mewawancarai secara efektif dan merekrut orang yang berkualitas merupakan keahlian yang akan bermanfaat bagi seorang apoteker sepanjang karirnya. Penjelasan sederhana dan beberapa kisah dari apoteker-apoteker berpengalaman mengenai kualitas positif dan hal-hal yang harus dihindari akan menambah nilai kurikulum suatu sekolah farmasi.

8. Fleksibilitas

Semua hal cenderung terlihat hitam dan putih di lingkungan farmasi; biasanya terdapat batas yang jelas antara benar dan salah.di kehidupan nyata, terdapat banyak jawaban yang abu-abu dan terkadang tidak jelas. Mahasiswa farmasi harus didorong untuk dapat kreatif, menyesuaikan dengan situasi yang berubah, dan menemukan pendekatan baru terhadap suatu permasalahan terkait pasien.

9. Mengatur hutang dan keuangan personal

Meskipun mengatur keuangan pribadi tidak secara langsung masuk ke dalam bidang pendidikan farmasi konvensional, banyaknya mahasiswa tidak mampu atau memiliki hutang untuk biaya kuliah cukup menjadi justifikasi bahwa keahlian ini diperlukan. Keahlian ini juga secara tidak langsung akan berguna terhadap keahlian manajemen di dunia kerja.

10. Keahlian Wawancara

Meskipun terdapat kesempatan bagi mahasiswa farmasi untuk melatih kemampuan wawancara selama praktik kerja lapangan; pelatihan wawancara kerja formal juga dapat membantu. Dengan ranah kerja yang semakin menantang bagi apoteker, pelatihan yang spesifik industri akan sangat membantu jika dimasukkan ke dalam kurikulum.

Baca :  Profil 5 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Menurut QS Asia 2016 yang Memiliki PS Farmasi

Jika Anda seorang mahasiswa farmasi, belum terlambat untuk melatih diri Anda dalam 10 keahlian ini sebelum kelulusan. Jika Anda sudah berada di dunia kerja, kesempatan belajar Anda ada di depan mata. Bagaimanapun, perkuliahan farmasi sebaiknya melibatkan pelatihan-pelatihan pada area tersebut untuk memastikan terbentuknya lulusan yang berkualitas dan dapat diandalkan di dunia kerja.

Sumber: http://www.pharmacytimes.com/contributor/alex-barker-pharmd/2016/09/10-things-they-dont-teach-you-in-pharmacy-school

About Hafshah

Hafshah Nurul Afifah, S.Farm., Apt. meraih gelar sarjana dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada tahun 2012. Gelar apoteker diperoleh dari Program Studi Profesi Apoteker Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Tahun 2012 hingga 2013 bekerja full-time sebagai editor buku farmasi di CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Saat ini masih aktif sebagai editor dan penerjemah lepas.

Check Also

Peran dan Fungsi Kolegium Setelah Terbitnya UU Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan

Gudang Ilmu Farmasetika – Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, landscape kesehatan …