Mengenal Nanomaterial dalam Kosmetik

GudangIlmuFarmasi – Nanomaterial saat ini banyak digunakan dalam berbagai macam produk kosmetik. Namun, nanomaterial yang digunakan tergantung pada bagaimana bahan-bahan ini didefenisikan.

Beberapa nanomaterial mungkin telah meningkatkan bioavaibilitas atau toksisitas. Oleh karena itu, penyerapan ke kulit merupakan pertimbangan penting dalam penentuan apakah mempunyai efek atau malah menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Isu tentang keamanan bahan berukuran nano bergantung pada stabilitasnya, oleh karena itu nanomaterial yang tidak stabil kemungkinan tidak akan mudah diserap pada kulit.

Daftar Isi

Definisi nanomaterial dalam kosmetik

FDA saat ini tidak memiliki definisi tentang pedoman nanomaterial namun pada bulan Juni 2014 membantu memberikan kejelasan dalam peraturan FDA tentang produk yang mengandung nanoteknologi (Guidance for Industry Con, June 2014).

Peraturan kosmetik Uni Eropa (UE) menyatakan bahwa bahan nano adalah bahan yang tidak larut dan sengaja dibuat dengan satu atau lebih dimensi luar, atau struktur internal pada skala dari 1 sampai 100 nm (Regulation (EC) No 1223/2 and 9). Oleh karena itu, jika stabilitas dan kelarutan dipertimbangkan, kelas nanomaterials tertentu yang tidak stabil (liposom, nanopartikel lipid padat, dan pembawa lipida berstruktur nano) mungkin tidak dianggap partikel nano berdasarkan peraturan ini.

Banyak Nanomaterials ditemukan dalam produk kosmetik yang mempromosikan penyerapan kulit yang sempurna, padahal sebenarnya tidak stabil bila diterapkan pada kulit. Namun, mereka dapat memfasilitasi penyerapan ke kulit dengan mempromosikan peningkatan difusi dari kendaraan kosmetik ke lapisan permukaan kulit (Schafer-Korting. et al., 2007). Hanya nanopartikel yang tidak larut dan stabil seperti titanium dioksida, nanogold, nanosilver dan polimer diidentifikasi secara jelas sebagai partikel nano yang mungkin masuk ke dalam tubuh dan mungkin menyebabkan masalah keamanan secara langsung.

Baca :  Reologi dalam Aspek Pemrosesan Produk Farmasi

Penggunaan Nanomaterials dalam kosmetik

Klaim yang paling umum untuk penggunaan Nanomaterials dalam kosmetik adalah untuk meningkatkan pengiriman bahan kosmetik ke dalam kulit. Ukuran kecil vesikel lipid memungkinkan bahan ini diserap lebih mudah ke kulit (Cevc and Blume, 1992. Sifat fisikokimia yang berbeda dari vesikel dapat mempengaruhi interaksi dengan kulit (Honeywell-Nguyen et al., 2002). Beberapa vesikel tidak menembus kulit tapi mungkin hanya melepaskan bahan-bahannya ke permukaan kulit dengan cara yang memudahkan penyerapan dan penetrasi ke lapisan permukaan kulit (Schafer- Korting et al., 2007).

Nanomaterials juga dapat digunakan untuk memberikan stabilitas formulasi yang mengandung bahan-bahan yang dapat terurai karena oksidasi dan penyebab lainnya (Ourique et al., 2008). Namun, nanopartikel pembawa mungkin memiliki masalah stabilitas saat diterapkan pada kulit.

Penyerapan kulit dari Nanomaterials

Penyerapan kulit dari nanomaterials adalah masalah yang harus diatasi untuk membantu memahami keamanan dan kegunaan bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi produk kosmetik antara lain :

  1. Nanomaterials tidak larut
  2. Nanomaterials larut
  3. Polimer (Nanomaterials tidak larut/larut)
  4. Keamanan Nanomaterials

Penulis : Elasari Dwi Pratiwi

Daftar Pustaka

Guidance for Industry Considering Whether an FDARegulated Product Involves the Application of Nanotechnologyhttp://www.fda.gov/RegulatoryInformation/ Guidances/ucm257698.htm posted June 2014).

Regulation (EC) No 1223/2009 of the European Parliament and of the Council of 30 November 2009 on Cosmetic products, http://eur-lex.europa.eu/LexUriServ/ LexUriServ.do?uri¼OJ: L:2009:342:0059:0209:en:PDF.

Schafer-Korting, M., Mehnert, W., Korting, H.-C., 2007. Lipid nanoparticles for improved topical application of drugs for skin diseases. Adv. Drug Deliv. Rev. 59, 427e443.

Cevc, G., Blume, G., 1992. Lipid vesicles penetrate intact skin owing to the transdermal osmotic gradient and hydration force. Biochim. Biophys. Acta 1104, 226e232.

Honeywell-Nguyen, P.L., de Graff, A.M., Groenink, H.W.W., Bouwstra, J.A., 2002. The in vivo and in vitro interactions of elastic and rigid vesicles with human skin. Biochim. Biophys. Acta 1573, 130e140.

About farset

Situs http://gudangilmu.farmasetika.com/ merupakan sebuah website tutorial yang berisi “Gudang Ilmu Farmasi” atau kumpulan tulisan maupun data (database) dan fakta terkait kefarmasian yang dikategorikan kedalam pengetahuan yang cenderung tidak berubah dengan perkembangan zaman.

Check Also

48 Daftar Obat Baru yang Disetujui FDA Tahun 2019

GudangIlmuFarmasi – Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui total 48 obat baru …