X

18 Buku Saku Asuhan Kefarmasian Penyakit Umum yang Wajib Diketahui Apoteker

pic : www.farmaciacervello.com

GudangIlmuFarmasi -Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementrian Kesehatan RI telah berusaha sebaik mungkin untuk menerbitkan 18 buku saku Pharmaceutical Care diantaranya untuk beberapa penyakit umum yang banyak diderita oleh masyakarat di Indonesia.

Menurut American Society of Hospital Pharmacists (1993), asuhan kefarmasian (Pharmaceutical care) merupakan tanggung jawab langsung apoteker pada pelayanan yang berhubungan dengan pengobatan pasien dengan tujuan mencapai hasil yang ditetapkan yang memperbaiki kualitas hidup pasien.

Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan adanya perbedaan pedoman di masing-masing daerah; adalah tanggung jawab seorang Apoteker sebagai seorang professional untuk menginterpretasikan dan menerapkan pengetahuan dari buku saku dalam prakteknya sehari-harinya.

18 Buku Saku Asuhan Kefarmasian Penyakit Umum yang Wajib Diketahui Apoteker

  1. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik
  2. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi
  3. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut
  4. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home Pharmacy Care)
  5. Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit (K3 – Ifrs)
  6. Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien (Patient Safety )
  7. Pharmaceutical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif
  8. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma
  9. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus
  10. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung
  11. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati
  12. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan
  13. Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Tuberkulosis
  14. Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi Obat) Untuk Pasien Geriatri
  15. Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui
  16. Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian Di Sarana Kesehatan
  17. Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas
  18. Pelayanan Kefarmasian Untuk Penyakit Malaria

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik

Arthritis adalah istilah umum bagi peradangan (inflamasi) dan pembengkakan di daerah persendian. Penyakit ini cukup banyak menyerang masyarakat Indonesia pada usia 25-74 tahun dengan prevalensi dan keparahan yang meningkat dengan usia.

Penatalaksanaan pasien Arthritis bisa dilaksanakan dengan terapi obat dan terapi non obat. Terapi non obat adalah dasar rencana Pharmaceutical Care untuk Arthritis rematik yang harus dilaksanakan untuk semua pasien dan dimulai sebelum atau bersama-sama dengan analgesik sederhana.

Komunikasi antara dokter,apoteker dan pasien merupakan faktor terpenting dalam penatalaksanaan nyeri. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang mengidap penyakit ini maka diperlukan suatu kepedulian dari tenaga kesehatan seperti apoteker untuk berperan serta dalam pemberian informasi yang benar untuk penyakit tersebut.

Untuk itulah diperlukan adanya buku saku Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik sehingga diharapkan agar apoteker yang bekerja di sarana pelayanan umum dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan sehingga tercapai tujuan pengobatan pasien.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hipertensi

Buku saku ini memuat uraian tentang pengenalan penyakit, epidemiologi, etiologi, klasifikasi hipertensi, akibat dari hipertensi, diagnosis, penatalaksanaan hipertensi serta peran dan tanggungjawab apoteker dalam Pharmaceutical Care (Asuhan Kefarmasian).

Buku saku ini diharapkan akan memperbaiki dan meningkatkan kemampuan para apoteker, khususnya yang bekerja di farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit.

Kembali ke daftar menu

Buku SakuPharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Jantung Koroner : Fokus Sindrom Koroner Akut

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskular saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia.

Pada tahun 2010, secara global penyakit ini akan menjadi penyebab kematian pertama di negara berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi. Diperkirakan bahwa diseluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pertama tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker.

Di Indonesia dilaporkan PJK (yang dikelompokkan menjadi penyakit sistem sirkulasi) merupakan penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%, angka ini empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain, lebih kurang satu diantara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK. Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik, hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home Pharmacy Care)

Pelayanan kefarmasian merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang tidak terpisahkan. Salah satu aspek pelayanan kefarmasian adalah Pelayanan Kefarmasian di Rumah ( home pharmacy care ) yang merupakan pelayanan kepada pasien yang dilakukan di rumah khususnya untuk kelompok pasien lanjut usia, pasien yang menggunakan obat dalam jangka waktu lama seperti penggunaan obatobat kardiovascular, diabetes, TB, asma dan penyakit kronis lainnya.

Pelayanan Kefarmasian di Rumah diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pengobatan dan memastikan bahwa pasien yang telah berada di rumah dapat menggunakan obat dengan benar. Mengingat pentingnya fungsi dari Pelayanan Kefarmasian di Rumah, maka diperlukan suatu acuan atau pedoman.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit (K3 – Ifrs)

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan telah menyusun suatu pedoman kesehatan dan keselamatan kerja instalasi farmasi rumah sakit untuk dapat melengkapi pedoman kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah ada.

Buku ini memuat uraian mengenai bagaimana pekerja di rumah sakit khususnya di instalasi farmasi rumah sakit dalam mengelola dan menggunakan sediaan farmasi, mengetahui bahaya potensial yang ada di IFRS, manajemen K3 IFRS dan pengendalian K3-IFRS.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien (Patient Safety )

Apoteker tidak hanya bertanggung jawab atas obat sebagai produk, dengan segala implikasinya, melainkan bertanggung jawab terhadap efek terapetik dan keamanan suatu obat agar mencapai efek yang optimal.

Memberikan pelayanan kefarmasian secara paripurna dengan memperhatikan faktor keamanan pasien, antara lain dalam proses pengelolaan sediaan farmasi, melakukan monitoring dan mengevaluasi keberhasilan terapi, memberikan pendidikan dan konseling serta bekerja sama erat dengan pasien dan tenaga kesehatan lain merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Buku saku tentang Tanggung Jawab Apoteker terhadap Keselamatan Pasien (Patient Safety) ini disusun dengan tujuan untuk dapat membantu para apoteker di dalam menjalankan profesinya terutama yang bekerja di farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit. Mudah-mudahan dengan adanya buku saku yang bersifat praktis ini akan ada manfaatnya bagi para apoteker.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penderita Gangguan Depresif

Gangguan depresif adalah salah satu jenis gangguan jiwa yang paling sering terjadi. Prevalensi gangguan depresif pada populasi dunia adalah 3 – 8 % dengan 50 % kasus terjadi pada usia produktif yaitu 20 – 50 tahun. World Health Organization menyatakan bahwa gangguan depresif berada pada urutan ke-empat penyakit di dunia.

Di dalam penatalaksanaan pengobatan gangguan depresif diperlukan pelayanan kesehatan yang terpadu. Apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan berperan penting dalam aspek pelayanan kefarmasian pada gangguan depresif tersebut.

Buku saku tentang “Pharmaceutical Care untuk Penderita Gangguan Depresif” ini disusun dengan tujuan untuk dapat membantu para apoteker dalam menjalankan profesinya terutama yang bekerja di farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit. Mudah-mudahan buku saku yang bersifat praktis ini dapat bermanfaat bagi para apoteker.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma

Asma merupakan penyakit kronis saluran pernapasan yang ditandai dengan peningkatan reaktivitas terhadap berbagai stimulus dan sumbatan saluran napas yang bisa kembali spontan atau dengan pengobatan yang sesuai.

Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah dengan meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar pasien asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam melakukan aktivitas seharihari.

Peran apoteker dalam penanganan penyakit asma adalah mengatasi masalah terkait obat yang mungkin timbul, memberikan informasi dan konseling, memotivasi pasien untuk patuh dalam pengobatan serta membantu dalam pencatatan untuk pengobatan (Medication Record).

Dalam memberikan bekal pengetahuan bagi apoteker sebagai informasi terutama untuk masalah terkait dengan obat asma, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik juga merasa perlu untuk membuat buku saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Asma.

Dengan adanya buku saku Pharmaceutical Care untuk Penyakit Asma ini, diharapkan apoteker dapat meningkatkan keterampilannya dalam rangka memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan pengobatan pasien.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit degeneratif , yang merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh besar penyakit di Indonesia. Pada tahun 1995 tercatat jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indoneisa lebih kurang 5 juta jiwa.

Di dalam penatalaksanaan pengobatan Diabetes Mellitus sudah tentu diperlukan suatu pelayanan kesehatan yang terpadu. Dalam hal ini apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan sudah seharusnya berperan dari aspek pelayanan kefarmasiannya dalam rangka menerapkan “Pharmaceutical Care“ sebagaimana mestinya.

Buku saku tentang “Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus” ini disusun dengan tujuan untuk dapat membantu para apoteker di dalam menjalankan profesinya terutama yang bekerja di farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit. Mudah-mudahan dengan adanya buku saku yang bersifat praktis ini akan ada manfaatnya bagi para apoteker.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung

Flu Burung atau flu unggas (Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas. Di Indonesia, virus influenza yang menyebabkan flu burung adalah virus influenza tipe A dari strain H5N1.

Penyakit flu burung termasuk penyakit yang sangat potensial membawa dampak penyebaran yang cepat dan mengancam jiwa masyarakat Indonesia, kemampuan penyebarannya bisa sangat cepat sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan segera.

Apoteker harus berperan aktif dalam penanganan penyakit-penyakit yang membutuhkan pengobatan segera maupun jangka panjang, memiliki prevalensi yang tinggi atau juga yang membahayakan jiwa. Peran serta tersebut didasari dengan pengetahuan yang dimiliki apoteker tentang patofisiologi penyakit; obat-obatan yang diperlukan, hal-hal yang harus dihindari oleh pasien/tenaga kesehatan serta hal-hal yang harus dipersiapkan oleh tenaga kesehatan termasuk apoteker dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam memberikan bekal pengetahuan bagi apoteker yang dapat digunakan sebagai informasi tentang masalah terkait dengan flu burung, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik merasa perlu untuk membuat buku saku Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung.

Dengan adanya buku saku Pharmaceutical Care Untuk Pasien Flu Burung ini, diharapkan apoteker dapat meningkatkan keterampilannya dalam rangka memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan pengobatan pasien.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Hati

Hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan homeostatis tubuh meliputi metabolisme, biotransfromasi, sintesis, penyimpanan dan imunologi. Penyebab penyakit hati bervariasi , sebagian besar disebabkan oleh virus yang menular secara fekal-oral, parenteral, seksual, efek toksik dari obat-obatan, akohol, racun, jamur dan lain-lain.

Upaya pemerintah dalam mengurangi prevalensi penyakit hati di Indonesia dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui penyuluhan maupun pemberian vaksin hepatitis A dan B secara gratis. Sebagai tenaga kesehatan, apoteker berperan penting dalam menunjang upaya pemerintah baik dalam pencegahan ataupun penanggulangan penyakit hati. Untuk itu, perlu kiranya apoteker meningkatkan pemahaman mengenai gangguan atau penyakit hati, upaya pencegahan dan terapinya.

Sehubungan dengan upaya untuk meningkatkan pemahaman apoteker tersebut, Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik perlu menyusun buku saku Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan

Infeksi pada saluran napas merupakan penyakit yang umum terjadi pada masyarakat, yang merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi pada balita (22,8%) dan penyebab kematian bayi kedua setelah gangguan perinatal. Hal ini diduga karena penyakit ini merupakan penyakit yang akut dan kualitas penatalaksanaannya belum memadai.

Di dalam penatalaksanaan pengobatan penyakit infeksi sudah tentu diperlukan suatu pelayanan kesehatan yang terpadu. Dalam hal ini Apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan sudah seharusnya berperan dari aspek pelayanan kefarmasiannya dalam rangka menerapkan “Pharmaceutical Care“ sebagaimana mestinya.

Buku saku tentang “Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Infeksi Pernapasan” ini disusun dengan tujuan untuk dapat membantu para apoteker di dalam menjalankan profesinya terutama yang bekerja di farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit. Mudah-mudahan dengan adanya buku saku yang bersifat praktis ini akan ada manfaatnya bagi para apoteker.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab kematian utama yang diakibatkan oleh infeksi. Diperkirakan pada tahun 2004 jumlah penderita baru TB akan bertambah sekitar seperempat juta orang, yang sebagian besar dari penderita tersebut adalah penduduk yang berusia produktif antara 15-55 tahun.

Tuberkulosis merupakan suatu penyakit kronik yang salah satu kunci keberhasilan pengobatannya adalah kepatuhan dari penderita (adherence). Kemungkinan ketidak patuhan penderita selama pengobatan TB sangatlah besar. Ketidak patuhan ini dapat terjadi karena beberapa hal, diantaranya adalah pemakaian obat dalam jangka panjang, jumlah obat yang diminum cukup banyak serta kurangnya kesadaran dari penderita akan penyakitnya.

Oleh karena itu perlu peran aktif dari tenaga kesehatan sehingga keberhasilan terapinya dapat dicapai. Untuk menanggulangi masalah TB di Indonesia, strategi DOTS yang direkomendasikan oleh WHO merupakan pendekatan yang paling tepat untuk saat ini, dan harus dilakukan secara sungguh-sungguh dimana salah satu komponen dari strategi DOTS tersebut adalah pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).

Apoteker sebagai salah satu komponen tenaga kesehatan hendaknya dapat berperan aktif dalam pemberantasan dan penanggulangan TB. Sehubungan dengan hal tersebut maka buku saku ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan para Apoteker pada umumnya, khususnya yang berada pada sektor front line.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi Obat) Untuk Pasien Geriatri

Buku Pedoman Pelayanan Farmasi (Tata Laksana Terapi Obat) untuk pasien geriatri merupakan pedoman untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan apoteker dalam penanganan pasien geriatri.

Dalam pelaksanaan pelayanan kefarmasian untuk pasien geriatri di rumah sakit yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pelayanan lain di rumah sakit, melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kewenangan berbeda menurut fungsi masingmasing.

Oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengarahkan kesatuan pandang para apoteker menuju terwujudnya peningkatan mutu pelayanan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan guna mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pedoman Pelayanan Farmasi Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

Buku Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui merupakan pedoman untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan apoteker dalam penanganan ibu hamil dan menyusui. Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui diharapkan dapat memelihara kesinambungan komitmen lintas sektor dan masyarakat dalam upaya mempercepat penurunan angka kematian ibu dan meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak.

Hal ini akan sangat mendukung pelaksanaan upaya strategis dari tiap sektor dan seluruh lapisan masyarakat dalam mencegah kematian ibu. Pelayanan Farmasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pelayanan lain di rumah sakit, oleh karena itu diperlukan upaya untuk mengarahkan kesatuan pandang para apoteker menuju terwujudnya peningkatan mutu pelayanan sesuai dengan pedoman yang ditetapkan guna mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan menyusui.

Diharapkan buku Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui ini dapat menjadi acuan bagi apoteker dalam pelaksanaan pelayanan Farmasi.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian Di Sarana Kesehatan

Pelayanan kefarmasian semakin berkembang, tidak terbats hanya pada penyiapan obat dan penyerahan obat pada pasien, tetapi perlu melakukan interaksi dengan pasien dan profesional kesehatan lainnya, dengan melaksanakan pelayanan “Pharmaceutical Care” secara menyeluruh oleh tanaga farmasi. Konseling pasien merupakan salah satu bagian dari pelayanan farmasi.

Konseling adalah memberi nasehat kepada pasien atau sebagai upaya membantu pasien memecahkan masalah. Buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini merupakan pedoman untuk meningkatkan hasil terapi dengan mendorong penggunaan obat yang tepat. Konseling yang dilakukan apoteker merupakan komponen dari “Pharmaceutical Care” dan merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik dalam usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien serta pemecahan masalah yang dihadapi pasien dalam penggunaan obat.

Kegiatan konseling oleh apoteker yang dilaksanakan secara berkesinambungan akan meningkatkan kepercayaan pasien akan kebutuhan pelayanan kefarmasian di rumah sakit maupun komunitas. Diharapkan buku Pedoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan ini dapat membantu para apoteker didalam menjalankan pelayanan “Pharmaceutical Care” secara menyeluruh.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pedoman Penggunaan Obat Bebas Dan Bebas Terbatas

Seiring dengan kemajuan teknologi dan perubahan pola hidup masyarakat yang cenderung kurang memperhatikan kesehatan, maka berkembangnya penyakit di masyarakat tidak dapat dielakkan lagi. Berkembangnya penyakit ini mendorong masyarakat untuk mencari alternatif pengobatan yang efektif secara terapi tetapi juga efisien dalam hal biaya. Berkenaan dengan hal tersebut, swamedikasi menjadi alternatif yang diambil oleh masyarakat.

Swamedikasi merupakan upaya pengobatan yang dilakukan sendiri. Dalam penatalaksanaan swamedikasi, masyarakat memerlukan pedoman yang terpadu agar tidak terjadi kesalahan pengobatan (medication error). Apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan sudah seharusnya berperan sebagai pemberi informasi (drug informer) khususnya untuk obat-obat yang digunakan dalam swamedikasi.

Obat-obat yang termasuk dalam golongan obat bebas dan bebas terbatas relatif aman digunakan untuk pengobatan sendiri (swamedikasi). Buku ’’Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas‘’ ini disusun untuk membantu masyarakat dalam melakukan swamedikasi.

Kembali ke daftar menu

Buku Saku Pelayanan Kefarmasian Untuk Penyakit Malaria

Penyakit malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia, terutama di negaranegara beriklim tropis dan sub tropis. Beberapa wilayah di Indonesia masih merupakan daerah endemis tinggi dan telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Malaria di berbagai tempat.

Hal tersebut berkaitan dengan perpindahan penduduk dan terjadinya perubahan lingkungan yang memudahkan berkembangnya nyamuk malaria. Di dalam penatalaksanaan pengobatan penyakit Malaria diperlukan suatu pelayanan kesehatan yang terpadu, dimana apoteker sebagai salah satu profesi kesehatan berperan dalam rangka menerapkan ”Pharmaceutical Care” sebagaimana mestinya.

Buku saku tentang Pelayanan Kefarmasian untuk Penyakit Malaria ini disusun dengan tujuan untuk dapat membantu para apoteker di dalam menjalankan profesinya terutama yang bekerja di farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit.

Kembali ke daftar menu

Nasrul Wathoni: Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt. Pada tahun 2004 lulus sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Padjadjaran. Gelar profesi apoteker didapat dari Universitas Padjadjaran dan Master Farmasetika dari Institut Teknologi Bandung. Gelar Ph.D. di bidang Farmasetika diperoleh dari Kumamoto University pada tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai dosen dan peneliti di Departemen Farmasetika, Farmasi Unpad.
Related Post