Gambar The Atlatic by IAN BOGOST

Tragakan sebagai Suspending Agent dalam Sediaan Suspensi

GudangIlmuFarmasi – Ahli farmasi mengembangkan sediaan farmasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan hal tersebut yaitu dengan cara melakukan studi praformulasi hingga formulasi. Dalam prosesnya dilakukan pertimbangan untuk menambahkan zat-zat tambahan lain yang dapat membuat sediaan sesuai untuk digunakan oleh konsumen.

Terdapat berbagai jenis sediaan obat ,antara lain sediaan padat seperti serbuk, tablet, dan kapsul. Sediaan setengah padat seperti krim, salep, pasta, suppositoria dan gel, serta bentuk sediaan likuid atau cair seperti larutan, suspense dan juga emulsi.

Tragakan merupakan salah satu eksipien yang sering ditambahkan pada pembuatan sediaan suspensi sebagai suspending agent.

Daftar Isi

Sediaan cair dan formulasinya

Salah satu contoh sediaan farmasi yang beredar luas yaitu sediaan cair atau likuid yang merupakan sediaan dengan wujud cair, mengandung satu atau lebih zat aktif yang terlarut atau terdispersi stabil dalam medium yang homogeny ketika diaplikasikan. Jenis sediaan ini lebih banyak digunakan serta diminati oleh pasien anak atau lanjut usia yang kesulitan untuk menelan obat dengan bentuk padat.

Sediaan likuid ini memiliki beberapa kelebihan yaitu berupa campuran homogeny, dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan, dapat diberikan dalam larutan ecer, lebih mudah diabsorbsi oleh tubuh sehingga kerja obat lebih cepat, mudah untuk diberikan pemanis, pengaroma dan juga pewarna, serta mudah digunakan. Sedangkan kekurangannya yaitu adanya zat aktif yang tidak stabil dalam bentuk larutan, terdapat juga obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan. Sediaan likuid ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu likuid monofasik yang hanya tersusun atas satu fase (contoh : sirup) dan juga likuid bifasik yang terdiri dari dua fase (contoh : suspensi dan emulsi).

Eksipien dalam sediaan suspensi

Zat tambahan atau eksipien yang sering ditambahkan pada sediaan likuid monofasik yaitu bahan pembawa (vahicles) yang merupakan basis sediaan cair yang berperan membawa bahan obat aktif dalam eksipien pada formulasi dalam keadaan terlarut atau terdispersi, solubiliziers atau pelarut yang digunakan dalam formulasi berbasis air untukmemodifikasi kepolaran air sehingga dapat melarutkan obat yang non-polar atau dapat juga ditambahkan kosolven untuk meningkatkan kelarutan suatu bahan obat dengan mengurangi tegangan antarmuka anatara perlarut air dengan zat terlarut yang hidrofobik, complexing angents biasa ditambahkan juga untuk menambahkan kelarutan senyawa dengan syarat molekul obat dengan complexing agent memiliki ukuran, muata, dan lipofilitas yang sesuai yang memungkinkan terjadinya interakasi non kovalen, dapat juga ditambahkan buffering agent untuk mempertahakan pH dan kestabilan formulasi.

Baca :  Hal Penting yang Harus Diperhatikan untuk Obat Berbentuk Suspensi

Penambahan antifoaming agent dapat mencegah terbentuknya busa pada sediaan, eksipien lainnya yang sering ditambahkan yaitu zat pengawet, antioksidan dan juga pemanis. Sedangkan eksipien yang digunakan pada sediaan likuid bifasik yaitu wetting agent untuk menghomogenkan partikel padat ke dalam air dengan mengeluarkan udara agar penetrasi solvent ke pori partikel berlangsung cepat, defloculant dan dispersing agent, floculating agent agar tidak rentang terbentuk caking, suspending agent, emulsifying agent untuk mencegah droplet coalescence, menurunkan tegangan permukaan dan juga mengabsorpsi di surface/interface, serta viscosity modifiers untuk mengatur konsistensi produk sesuai dengan yang diinginkan.

Tragakan sebagai suspending agent

Tragakan merupakan salah satu eksipien yang sering ditambahkan pada pembuatan suspensi sebagai suspending agent. Suspense merupakan sediaan yang mengandung partikel padat tidaklarut yang terdispersi dalam fase cair, syarat dari suatu sediaan suspense yaitu suspense terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap, jika dikocok harus segera terdispersi kembali, dapat mengandung zat tambahan untuk menjami stabilitas dan juga kekentalan suspense tidak boleh terlalu tinggi agar mudah dikocok dan dituang.

Sehingga diperlukan peggunaan suspending agent yang dapat membantu bahan aktif farmasi tetap tersuspensi dalam formulasi dan mencegah caking di bagian bawah wadah, memperlambat pengendapan dengan meningkatkan viskositas dari suspense dan juga mencegah penurunan partikel. Tragakan adalah eksudat gom kering yang diperoleh dengan penorehan batang Asragalus gummifer Labill dan spesies Astragalus lain. Tragakan memiliki kemampuan untukmembentuk gel sehingga tragakan lebih baik kemampuannya sebagai pengental dibandingkan dengan akasia. Pemerian dari tragakan yaitu tidak berbau, memiliki rasa yang tawar dan seperti lender.

Kelarutan dari tragakan ini yaitu praktis tidak larut dalam air, etanol 95% dan pelarut organic lain. Meskipun tidak larut dalam air tetapi tragakan dapat mengembang dengan kecepatan 10 kali dari masing-masing berat air panas atau dingin menghasikankoloidal yang kental atau berbentuk semi gel.

Baca :  Reologi dalam Aspek Pemrosesan Produk Farmasi

Tragakan digunakan dalam bentuk serbuk atau muchilago atau campuran serbuk tragakan BP untuk mensuspensikan serbuk yang sukar berdifusi. Bentuk serbuk dan bentuk tetesan tragakan stabil jika disimpan dalam wadah kedap uadara. Gel tragakan dapat disterilkan dengan autoklaf. Dapat dikontaminasikan dengan spesies eterobakter sehingga larutannya harus diberi pengawet yang sesuai.

Tragakan yang tidak larut terhidratasi cukup lambat sehingga lebih baik jika didiamkan selama beberapa hari sebelum digunakan untuk meningkatkan viskositasnya. Akan tetapi dapat juga bentuk granul tragakan dititrasi dalam mortar untuk mempercepat hidratasi. Meskipun begitu tragakan memiliki kelebihan yaitu muchilago yang dihasilkan tidak terlalu lengket dibandingkan dengan akasia sehingga tragakan ini cocok digunakan untuk sediaan topical seperti lotion, pasta, dan krim.

Tragakan membentuk larutan yang kental atau gel dengan adanya air. Kekentalan yang diperoleh bergantung pada konsentrasi yang digunakan. Dalam bentuk terdispersi, bubuk tragakan akan terdispersi dalam “distributing agent” seperti alcohol, minyak atau gliserol. Jika tragakan digunakan dengan campuran akasia, maka pembawa yang digunakan hanya boleh air atau air klorofom.

Untuk mengembangkan tragakan dapat dilakukan dengan cara menggerus serbuk tragakan dengan air sebanyak 20 kali jumlah terbuk hingga diperoleh suatu massa yang homogen, kemudian mengencerkannya dengan sisa air. Serbuk getah tragakan cenderung untuk membentuk gumpalan katika ditambahkan ke dalam air sehingga perlu dilakukan pengadukan oleh mixer berkecepatan tinggi. Akan tetapi, disperse dalam air akan lebih baik jika tragakan dibasahi terlebih dahulu dengan zat pembasah seperti etanol (95%), gliserin, atau propilen glikol, disperse akan terbentuk secara utuh setelah 1 jam.

Penambahan mineral dan asam asam oranik dalam jumlah yang banyak dapat membuat viskositas dari disperse tragakan terkurang. Menurut penelitian Yuliana (2013), tragakan sebagai suspending agent pada suspense metronidazole memiliki sifat fisik suspense yang paling baik dibandingkan dengan penggunaan CMC dan karbomer sebagai suspending agent dilihat dari uji bobot jenis, viskositas, sedimentasi dan juga organoleptiknya pada konsentrasi yang sama yaitu 1%.

Baca :  10 Penyakit Paling Mematikan di Indonesia Menurut WHO dan Balitbangkes

Kesimpulan 

Penggunaan eksipien dilakukan untuk membuat sediaan farmasi dapat diterima oleh konsumen dalam bentuk terbaiknya, baik dalam segi stabilitas maupun keamanannya.

Terdapat berbagai macam jenis eksipien yang tersedia, pemilihannya didasarkan pada bentuk sediaan yang akan dibuat. Salah satu eksipien yang sering digunakan yaitu tragakan dalam bentuk sediaan likuid (suspense) yang berperan sebagai suspending agent yang dapat membuat suspense lebih stabil dan juga bertahan lama.

Sumber :

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Vidya. 2018. Excipients for Liquid Dosage Form. Tersedia secara online di https://www.youtube.com/watch?v=Dtdw4K9_Y0A
[Diakses pada 17 Juni 2020].

Yuliana, E. 2013. Pengaruh CMC, Karbomer dan Tragakan Sebagai Suspending Agent Terhadap Sifat Fisik Suspensi Metronidazol. Tersedia secara online di https://ejournal.poltektegal.ac.id/index.php/parapemikir/article/view/60/71 [Diakses pada 17 Juni 2020].”

Penulis : Nurdiani Adiningsih, Program Sarjana Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

About farset

Situs http://gudangilmu.farmasetika.com/ merupakan sebuah website tutorial yang berisi “Gudang Ilmu Farmasi” atau kumpulan tulisan maupun data (database) dan fakta terkait kefarmasian yang dikategorikan kedalam pengetahuan yang cenderung tidak berubah dengan perkembangan zaman.

Check Also

48 Daftar Obat Baru yang Disetujui FDA Tahun 2019

GudangIlmuFarmasi – Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui total 48 obat baru …