resistensi-antibiotik

Apoteker Harus Tahu Resistensi Antibiotik Bisa Menyebar dari Makanan

GudangIlmuFarmasi – Kasus resistensi antibiotik bisa menjadi mimpi buruk bagi dunia kesehatan di dunia jika tidak ditanggulangi sejak dini. Oleh karenanya, Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit di Amerika (center of disease control and prevention/CDC)  merilis info grafik yang menjelaskan proses penyebaran resistensi antibiotik yang mungkin terjadi beserta pencegahannya.

Sebagai ahli obat, apoteker harus tahu bagaimana proses resistensi antibiotik dapat menyebar mulai dari makanan, lingkungan, termasuk pasien yang mengkonsumsi antibiotik tidak rasional.

Daftar Isi

Beberapa infeksi dari bakteri resisten dapat berasal dari makanan yang kita makan :

  1. Ketika hewan mendapatkan antibiotik, bakteri resisten dapat bertahan hidup dan berkembang biak di dalam ususnya.
  2. Pupuk atau air yang mengandung kotoran hewan dan bakteri yang resistan terhadap obat digunakan pada tanaman pangan (pertanian/perkebunan).
  3. Bakteri resisten dapat tetap berada pada daging hewan. Ketika daging tidak ditangani atau dimasak dengan benar, bakteri dapat menyebar ke manusia.
  4. Orang yang mengkonsumsi antibiotik tidak rasional dapat menyebabkan resistensi.

Bagaimana solusi untuk melawan infeksi bawaan makanan?

  1. Mendeteksi dan menemukan bakteri resisten dengan cepat. Meningkatkan peran laboratorium penelitian untuk cepat mengungkap bakteri resisten bawaan makanan, termasuk bakteri yang telah teridentifikasi resistensinya seperti Campylobacter dan Salmonella dengan menggunakan metode whole genom sequencing (WGS).
  2. Cari wabah lebih cepat dengan meningkatkan pengujian laboratorium. Uji setiap Salmonella dan diisolasi untuk mengetahui pola resistensi obat.
  3. Meningkatkan output kesehatan. Dengan cara peningkatan kapasitas laboratorium, melacak dan menyelidiki infeksi Salmonella yang mengancam jiwa untuk mencegah wabah dan memberikan respon yang cepat.
  4. Mempromosikan penggunaan antibiotik yang bertanggung jawab pada hewan ternak yang dimakan. Pastikan dokter hewan memiliki alat, informasi, dan pelatihan untuk mencegah resistensi obat dengan mempromosikan penggunaan antibiotik yang bertanggung jawab .
Baca :  Farmakologi Golongan Obat Sefalosforin

Penggunaan antibiotik tidak sesuai peruntukannya baik untuk manusia maupun hewan dapat menimbulkan resistensi obat. Selain melakukan konseling, peran apoteker dalam screening resep antibiotik termasuk untuk hewan mutlak diperlukan. Dengan demikian, Apoteker sebagai profesi mulia bisa mencegah dan menyelamatkan dunia dari resistensi antibiotik.

[Baca : Apa yang Bisa Kita Lakukan Ketika Antibiotik Sudah Tidak Bekerja Melawan Infeksi?]

Berikut adalah info grafis selengkapnya

About Nasrul Wathoni

Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt. Pada tahun 2004 lulus sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Padjadjaran. Gelar profesi apoteker didapat dari Universitas Padjadjaran dan Master Farmasetika dari Institut Teknologi Bandung. Gelar Ph.D. di bidang Farmasetika diperoleh dari Kumamoto University pada tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai dosen dan peneliti di Departemen Farmasetika, Farmasi Unpad.

Check Also

apoteker

Perubahan Registrasi dan Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan Pasca Terbitnya UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023

GudangIlmuFarmasi – Baru-baru ini, Menteri Kesehatan Republik Indonesia menerbitkan Surat Edaran Nomor HK.02.01/MENKES/1911/2023 mengenai registrasi …