GudangIlmuFarmasi – Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Cetakan 2017 “Buku Saku Pasien TB (Tuberculosis) Resisten Obat”.
Daftar Isi
Kata Pengantar
Indonesia menempati urutan peringkat ke 8 diantara 27 negara yang mempunyai beban tinggi untuk TB Multi Drug Resistance (TB MDR) atau TB Resistan Obat berdasrakan data WHO Report of Global TB Control tahun 2011. TB MDR adalah suatu fenomena buatan manusia sebagai akibat dari pengobatan yang tidak adekuat dan penularan dari pasien TB MDR.
Lama pengobatan pasien TB Resistan Obat (TB RO) dengan pengobatan standara adalah 9-11 bulan atau 20-26 bulan. Lamanya waktu pengobatan ini dapat menimbulkan perasaan bosan, kecemasan, depresi, terisolasi, penolakan, perasaan tidak berguna karena kemungkinan kehilangan pekerjaan, tidak dapat lagi aktif secara sosial bahkan kehilangan harapan untuk bisa sembuh dan bisa beraktivitas seperti sedia kala.
Kemenkes RI berupaya mendukung pasien untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang pengobatan TB RO sehingga bisa lebih bersemangat dalam menjalani pengobatan. Untuk itulah disusun Buku saku TB RO.
Apa itu TB RO?
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterum tuberculosis).
Kuman TB sering menyerang paru, penularannya dari pasien TB Paru BTA positif melalui percikan dahak. Semakin tingg derajat positif hasil pemeriksaan dahak, semakin tinggi daya penularan pasien tersebut.
Gejalanya yaitu, batuk, demam, berat badan turun, nyeri dada, hilang nafsu makan, berkeringat malam meskupun tanpa aktifitas. Faktor yang mempengaruhi adalah daya tahan tubuh yang rendah misal gizi buruk, HIV/AIDS, dan kencing manis (diabetes melitus).
TB resisten/kebal obat adalah resistensi kuman TB dimana kuman tidak dapat lagi dibunuh dengan obat anti TB (OAT) yang sudah digunakan selama ini, dan harus diobati dengan obat anti TB RO (second line drug).