X

Membedakan Sterilisasi dan Depirogenasi

pic : freedigitalphotos.net

GudangIlmuFarmasi – Sterilisasi dan depirogenasi adalah suatu proses yang mutlak digunakan dalam produksi produk farmasi steril. Keduanya hampir mirip, namun sebenarnya memiliki perbedaan yang besar. Untuk memahami perbedaan antara sterilisasi dan depirogenasi, kita harus membahas keduanya secara terpisah hingga kita mencapai tahap yang membedakannya.

Pengertian sterilisasi dan depirogenasi

Pada dasarnya, sterilisasi merupakan suatu metode yang dapat menghilangkan, membunuh, atau melumpuhkan mikroorganisme pada suatu permukaan, seperti pada permukaan peralatan stainless atau media. Di sisi lain, karena tingginya tingkat variabilitas bobot molekulnya, pirogen sulit untuk disterilisasi. Depirogenasi adalah proses untuk menghilangkan pirogen dari suatu larutan atau vial obat. Endotoksin merupakan produk samping bakteri yang menjadi pirogenik (aktif) saat mencapai aliran darah.

Seperti yang telah kita ketahui, memakan makanan atau menginjeksikan obat yang mengandung mikroba dapat menyebabkan infeksi.

Sterilisasi digunakan dalam industri/produksi makanan dan produk farmasi untuk memusnahkan mikroorganisme yang mengontaminasi bahan yang akan diinjeksikan.

Depirogenasi banyak digunakan dalam bidang farmasi dan pada dasarnya untuk membersihkan permukaan yang mengalami kontak dengan manusia atau hewan sebelumnya.

Sterilisasi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu menggunakan panas, bahan kimia, atau filtrasi. Sterilisasi kimia dilakukan dengan menggunakan gas toksik yang dipenetrasikan ke dalam material permukaan. Metode ini paling tidak stabil. Gas yang digunakan sangat beracun (etilen oksida) dan sangat eksplosif (sehingga karbon dioksida selalu ditambahkan untuk meminimalisir kemungkinan detonasi). Karena pirogen tahan bahkan terhadap gas beracun, suatu proses depirogenasi yang disebut oksidasi digunakan untuk menghilangkan pirogen dalam suatu larutan hidrogen piroksida.

Pengertian filtrasi

Filtrasi yaitu proses penyaringan bakteri dalam suatu larutan dengan menggunakan filter bakteri yang spesifik. Metode ini baik untuk mensterilkan cairan yang tidak tahan panas, meskipun memiliki kelemahan seperti tingginya peluang untuk terjadinya penyumbatan dan durasi pengerjaan yang lebih lama untuk menyelesaikannya.

Terdapat tiga jenis filter.Filter membran terbuat dari selulosa dan dapat dipasang pada spuit untuk sterilisasi langsung gas dan cairan. Filter Seitz lebih tebal dari filter membran. Filter ini dibuat berlapis untuk mencegah sobeknya filter, namun dapat menyebabkan larutan terabsorpsi ke dalam filter. Karena ukuran endotoksin sangat bervariasi, ultrafilter dapat digunakan dan metode ini dinamakan depirogenasi. Akan tetapi, filter memiliki spesifikasi batasan minimal ukuran molekul yang dapat disaring. Endotoksin yang berukuran lebih kecil dari batas tersebut dapat berhasil melintasi filter.

Perbedaan metode sterilisasi dan depirogenasi

Sterilisasi dan depirogenasi panas merupakan metode yang paling murah dan paling bayak digunakan. Dalam hal ini, sterilisasi dan depirogenasi tampak sangat mirip. Akan tetapi, depirogenasi menghilangkan pirogen, sedangkan sterililasi hanya menghilangkan mikroba dan spora yang tidak tahan panas. Durasi panas dan temperatur merupakan kondisi dasar yang menentukan tingkat sterilisasi dalam kedua proses tersebut.

Sterilisasi menggunakan panas dapat dilakukan dalam bentuk panas kering (sterilisasi udara panas oven, insenerasi, pembakaran, dan radiasi) dan panas basah (pendidihan, pasteurisasi, dan uap). Depirogenisasi banyak digunakan untuk mensterilisasi vial obat. Proses ini melibatkan pemanasan permukaan dalam suatu lorong depirogenasi yang dirancang secara spesifik untuk proses benda tahan panas sehingga dapat memenuhi syarat yang tidak dapat dicapai oleh proses sterilisasi biasa. Depirogenasi dan sterilisasi panas kering pada dasarnya merupakan proses yang berbeda yang bertujuan untuk mencapai hasil yang sama, yaitu membunuh endotoksin dan eksotoksin.

Sumber :

Difference between Sterilization and Depyrogenation. http://www.pharmaguideline.com/2016/11/difference-between-sterilization-and-depyrogenation.html

Hafshah: Hafshah Nurul Afifah, S.Farm., Apt. meraih gelar sarjana dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada tahun 2012. Gelar apoteker diperoleh dari Program Studi Profesi Apoteker Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Tahun 2012 hingga 2013 bekerja full-time sebagai editor buku farmasi di CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran. Saat ini masih aktif sebagai editor dan penerjemah lepas.
Related Post