GudangIlmuFarmasi – Pengetahuan mengenai Bentuk sediaan obat sangat diperlukan terutama untuk masyarakat yang sering melakukan pengobatan sendiri (swamedikasi). Salah satu sediaan yang banyak beredar dipasaran adalah suspensi. Biasanya sediaan suspensi banyak digunakan untuk obat golongan analgetik-antipiretik, antibiotik dan obat obat lambung.
Tujuan dari pembuatan artikel ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar tepat dalam cara penggunaan obat terutama dalam penyimpanan dan terutama dapat membedakan sediaan yang rusak dan atau masih dapat dipakai.
Daftar Isi
Definisi Sediaan SUSPENSI?
Suspensi adalah suatu bentuk sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut yang terdispersi dalam cairan pembawanya. Jenis produk ini umumnya campuran serbuk yang mengandung obat dan bahan pensuspensi dan maupun pendispersi, yang dengan melarutkan dan pengocokan menghasilkan bentuk suspensi yang cocok untuk diberikan. Beberapa jenis suspensi ada yang sudah tersedia dalam bentuk siap pakai. Obat seperti ini tidak stabil untuk disimpan dalam periode waktu tertentu dengan adanya cairan pembawa air (sebagai contoh obat-obat golongan antibiotik). Selain suspensi yang siap pakai ada jenis suspensi yang dimaksudkan serbuk kering untuk disuspensikan dalam cairan pembawanya oleh pasien itu sendiri. Suspensi merupakan bentuk sediaan cair yang banyak disukai daripada bentuk padat (tablet dan kapsul dari obat yang sama). Selain itu absorbsi dan bioavabilitas suspensi lebih baik. Sediaan sangat cocok untuk pasien anak anak, karena suspensi memiliki warna dan rasa yang lebih menarik.
Kekurangan Suspensi dan Peran Ahli Farmasi
Alasan dalam pembuatan sediaan suspensi oral salah satunya adalah karena sifat dari beberapa obat tertentu yang tidak stabil secara kimia bila ada dalam larutan tapi stabil bila disuspensi.
Namun ada beberapa kekurangan sediaan suspensi jika terbentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya akan buruk. Selain itu aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sulit untuk dituang, maka dari itu harus dilakukan pengocokan sebelum digunakan.
Pada saat penyimpan juga kemungkina perubahan sistem dispersi akan meningkat apabila terjadi perubahan temperatur pada tempat penyimpanan.
Terdapat banyak pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan suatu suspensi yang baik. Disamping khasiat terapeutik, peranan seorang ahli farmasi adalah untuk membuat sediaan suspensi menjadi lebih stabil dari sifat fisikokimia komponen formulasinya, satbilitas penyimpanan dan estetika dari sediaan agar lebih menarik tampilannya.
Sifat sifat yang diinginkan dalam bentuk sediaan suatu suspensi adalah mengendap secara lambat dan harus terdispersi (homogen) kembali ketika dikocok kembali.
Ada Berapa Macam Sediaan Suspensi?
- Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, yang ditujukan untuk penggunaan oral.
- Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditunjukan untuk di teteskan pada telinga bagian luar.
- Suspensi untuk injeksi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspense steril.
Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Suspensi?
Ada beberapa hal yang dapat merusak stabilitas dari suatu sediaan suspensi. Oleh karena itu harus diperhatikan sekali beberapa hal yang dapat merusak stabilitas suspensi, diantaranya:
- Disimpan di kotak obat
- Hindari kontak langsung dengan matahari
- Jauhkan dari jangkauan anak anak
- Kocok dahulu sebelum dituangkan
Stabilitas suspensi perlu dijaga untuk memperlambat penimbunan partikel. Salah satu problem yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas dari partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:
Ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel maka semakin besar luas permukaan. Dengan ukuran partikel yang kecil maka daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap.
Kekentalan (viscositas), kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran suspensi, dengan demikian dengan menambah viskositas cairan, gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
Jumlah partikel (konsentrasi), apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan.
Stabilitas fisik suspensi dimana partikel tidak mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila partikel mengendap mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan. Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya membentuk compacted cake dan peristiwa ini disebut caking.
Bagaimana Membedakan Sediaan Yang Mengalami Kerusakan dan Yang Baik?
Lakukan pengenalan secara visual, dengan cara dilihat secara organoleptik mulai dilihat dari bau, rasa dan warna. Jika suspensi mengalami kerusakan maka aroma dan warna yang akan lebih terlihat perubahannya. Selanjutnya ketika akan dituangkan akan terlihat butiran butiran kristal yang terdapat pada suspensi, biasanya ini dipengaruhi oleh peningkatan suhu. Maka suspensi harus disimpan dalam tempat yang sejuk.
Disarankan untuk para konsumen harus memperhatikan cara penggunaan dan penyimpanan obat khususnya pada sediaan suspensi. Sebelum digunakan lakukan pengocokan terlebih dahulu agar sediaan terdispersi kembali. Hindari penyimpanan yang terpapar langsung dibawah sinar matahari agar sushu tetap stabil. Llihat kondisi obat secara visual lalu perhatikan tanggal kadaluarsa.
Daftar Pustaka :
- Ansel, H.C., 1995, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press; Jakarta
- SG Rudisill, MD DiVito, A. Hubel, A. Stein, In vitro kolagen fi bril keselarasan melalui penggabungan nanokristalin selulosa, Acta Biomater. 12 (2015) 122- 128 .
- AH Torbati, PT Mather, A hidrogel pembentuk cairan kristal elastomer memamerkan bentuk memori lembut, J. polym. Sci. B: polym. Phys. 54 (2016) 38-52 .
- Fu, Q.; Medina, L.; Li, Y.; Carosio, F.; Hajian, A.; Berglund, L. A. Nanostructured Wood Hybrids for Fire-Retardancy Prepared by Clay Impregnation into the Cell Wall. ACS Applied Materials & Interfaces 2017, 9, 36154-36163.
- Zhuang, G.; Zhang, Z.; Peng, S.; Gao, J.; Jaber, M. Enhancing the rheological properties and thermal stability of oil-based drilling fluids by synergetic use of organomontmorillonite and organo-sepiolite. Applied Clay Science 2018, 161, 505-512.
- Nash, A. R., 1996, Pharmaceutical Suspensions, in Herbert A. Lieberman, Martin M. Rieger, Gilberts, Banker, Pharmeceutical Dosage Forms : Disperse Systems, Vol. 2, New York.
- Lachman Leon, 2007. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga. Penerbit Universitas Indonesia Press : Jakarta.
Penulis : Novaliana Devianti Sagita, Program Magister Farmasi, Konsentrasi Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran