GudangIlmuFarmasi – Surfaktan adalah suatu senyawa kimia yang bersifat ampipilik dimana sifat hidrofilik dan hidrofobik ada dalam satu molekul surfaktan. Selain itu surfaktan dapat juga diartikan sebagai bahan yang pada konsentrasi rendah dalam suatu sistem mempunyai sifat terserap di atas permukaan (surface) atau antar permukaan (interface) dari sistem dan mengubah energi bebas permukaan atau antar permukaan hingga suatu tingkat yang teramati.
Daftar Isi
Peranan Surfaktan di Bidang Farmasi
Surfaktan memiliki peran yang cukup besar dalam bidang farmasi karena seringkali digunakan dalam formulasi sediaan. Seiring berkembangnya zaman dengan kebutuhan obat-obatan yang semakin beragam dan meningkatnya pula kesadaran penduduk dunia terhadap limbah dari industri, salah satunya industri farmasi terkait efek pencemaran dari zat yang tidak dapat diperbaharui dan tidak ramah lingkungan maka terdapat beberapa penelitian yang membahas seputar produksi surfaktan dan penggunaan surfaktan alami atau dapat disebut biosurfaktan.
Biosurfaktan
Biosurfaktan adalah surfaktan biodegradable yang dapat diproduksi oleh sel mikroorganisme (bakteri/fungi) maupun dari bahan alam. Ada banyak keuntungan menggunakan produk berbasis alami sebagai bahan baku untuk aplikasi surfaktan yaitu lebih biodegradabel, tidak beracun dan tidak alergenik. Sumber-sumber terbarukan dari kelompok hidrofilik termasuk karbohidrat, protein, asam amino dan asam laktat, dan sumber-sumber dari bagian hidrofobik adalah steroid, monoterpena, asam rosin, asam lemak dan gugus alkil rantai panjang, serta senyawa aromatic.
Contoh biosurfaktan
Biosurfaktan dari mikroorganisme :
1. Lipopeptida yaitu senyawa gabungan minyak atau lemak dengan peptida
Contoh : surfactin, daptomicin sebagai antibiotik.
2. Rhamnolipida yaitu senyawa gabungan karbohidrat dengan lipid. Rhamnolipida dihasilkan oleh Pseudomonas aeruginosa dan Pseudomonas fluorescens. Digunakan sebagai pengolahan limbah minyak bumi, kosmetik sebagai moisturizer, dan bersifat antibakteri.
Biosurfaktan dari minyak nabati :
1. Metil Ester Sulfonat (MES) yang memiliki struktur kimia RCH(CO2Me)SO3Na (α-MES) yang terbuat dari minyak sawit.
Mekanisme Kerja Surfaktan
Surfaktan biasa digunakan pada beberapa sediaan seperti emulsi yang terdiri dari fase air dan fase minyak yang sukar bercampur. Untuk mencampurkan kedua fase tersebut, maka tegangan permukaan antara fase air dan fase minyak harus diturunkan.
Turunnya tegangan permukaan terjadi karena masuknya surfaktan ke dalam fase air dan fase minyak. Surfaktan memiliki bagian kepala yang bersifat menyukai air atau hidrofilik sehingga bagian kepala tersebut masuk ke fase air, surfaktan juga memiliki bagian ekor yang bersifat tidak menyukai air atau hidrofobik sehingga bagian ekor tersebut masuk ke fase minyak. Interaksi kepala dan ekor surfaktan dengan dua fase tersebut menyebabkan penurunan tegangan permukaan antar fase. Ketika bagian-bagian dari surfaktan masuk ke dalam fase air dan fase minyak sesuai ketertarikannya maka molekul surfaktan akan diserap atau diadsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan dengan minyak apabila bagian kepala yang lebih menyukai fase air lebih dominan. Hal ini menyebabkan tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga dapat menyebar dengan lebih mudah. Sebaliknya, jika bagian ekor yang lebih menyukai fase minyak lebih dominan maka molekul-molekul surfaktan akan diadsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air dan menyebabkan tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar.
Aplikasi Surfaktan
Beberapa contoh aplikasi surfaktan antara lain bahan utama untuk industri deterjen dan pembersih lainnya, bahan emulsifier pada industri kosmetik dan farmasi, bahan penstabil busa, bahan pendispersi, dan viscosity builder pada produk seperti sampo, bubble bath, deterjen bubuk dan cair, dan sebagainya. Surfaktan dapat digunakan untuk mengemulsikan kedua fase yang tidak saling bercampur, digunakan untuk enchanced oil recovery (EOR).
Selain pada bidang farmasi terdapat juga fungsi sebagai salah satu bahan penyusun pasta gigi yang dapat membentuk busa dari pasta gigi. Terdapat pula jenis surfaktan yang sangat penting dalam bidang farmasi karena memiliki aktivitas bakterisidal terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif yaitu surfaktan ammonium kuartener dan piridinium kationik, surfaktan tersebut dapat digunakan pada kulit terutama untuk membersihkan luka dan dalam bentuk larutan aqueous dapat digunakan untuk membersihkan peralatan yang terkontaminasi.
Daftar Pustaka
Attwood, David dan Florence, Alexander T. 2012. FASTtrack: Physical Pharmacy, Second Edition. London: Pharmaceutical Press.
Mahari, E.T dan Wikamastri, H. 2009. Analisis Kadar Detergent Anionik Pada Sediaan Pasta Gigi Anak-anak. Tersedia online di http://jurnal.unimus.ac.id (diakses pada 26 Juni 2018).
Porter, M.R. 1991. Handbook of Surfactant. New York : Chapman & Hall.
Reningtyas, R dan Mahreni. 2015. Biosurfaktan. Eksergi. Vol XII, No,2. ISSN : 1410-394X.
Salager, J.L. 2002. Surfactans Type and Uses. Venezuela : De Los Andes University.
Sekhon, Bhupinder Singh. 2013. Surfactants: Pharmaceutical and Medicinal Aspects. Journal of Pharmaceutical Technology, Research and Management, 1: 11-36.