Sejarah dan Pentingnya Obat Monoklonal Antibodi Untuk Tingkatkan Kekebalan Tubuh

GudangIlmuFarmasi – Situs resmi perusahaan besar farmasi yang berbasis di Swiss, Roche memberikan gambaran audio visual terkait sejarah dan pentingnya Terapi Monoklonal Antibodi saat ini. Oleh karenanya, apoteker sebagai ahli obat wajib mengetahui sejarahnya.

Antibodi Monoklonal (Mabs) adalah antibodi yang dibuat oleh sel-sel kekebalan tubuh yang identik, hasil kloning dari sel induk tunggal. Karena itu mereka memiliki struktur konstan dan mampu mengikat penanda asing yang sama (disebut “antigen”).

Teknologi di balik generasi antibodi monoklonal ditemukan pada tahun 1972 oleh César Milstein dan Georges Köhler – para ilmuwan di Basel Institute Roche Imunologi – yang kemudian meraih Hadiah Nobel.

Antibodi monoklonal merevolusi penelitian biologi dan membangun dasar untuk penggunaan antibodi terapi dalam kedokteran dan untuk seluruh industri bioteknologi.

Roche menggunakan pendekatan yang berbeda untuk menghasilkan database Mabs untuk antigen tertentu. Selain organisme hidup, Roche juga menyebarkan teknologi in vitro, display fag antibodi, untuk menghasilkan antibodi.

Di sini, keragaman antibodi yang dihasilkan dalam database DNA yang dikodekan secara in vitro mampu menyebabkan tampilan koleksi besar dari molekul antibodi manusia pada permukaan sel yang dikembangkan.

Selanjutnya seleksi dan penyaringan langkah-langkah dengan antigen pilihan terhadap wilayah dari sel mengarah ke isolasi binder afinitas yang tinggi.

Dalam teknologi tampilan in vitro memungkinkan menargetkan sifat tertentu, seperti respon antibodi pada bagian yang telah ditetapkan tertentu antigen.

Di video dibawah ini dijelaksan secara ringkas dari mulai sejarah, mekanisme obat hingga penggunaan obat monoklonal antibodi saat ini.

Sumber :

Monoclonal Antibodies. http://www.roche.com/research_and_development/what_we_are_working_on/research_technologies/protein-related_technologies/monoclonal_antibodies.htm. (Diakses 4 Desember 2016).

About Nasrul Wathoni

Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt. Pada tahun 2004 lulus sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Padjadjaran. Gelar profesi apoteker didapat dari Universitas Padjadjaran dan Master Farmasetika dari Institut Teknologi Bandung. Gelar Ph.D. di bidang Farmasetika diperoleh dari Kumamoto University pada tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai dosen dan peneliti di Departemen Farmasetika, Farmasi Unpad.

Check Also

Peran dan Fungsi Kolegium Setelah Terbitnya UU Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan

Gudang Ilmu Farmasetika – Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, landscape kesehatan …