Diare Karena Rotavirus Pada Anak Bisa Menular dan Mengancam Jiwa

GudangIlmuFarmasi – Rotavirus adalah virus Reoviridae yang menular melalui feses-oral dan dapat menyebabkan gastroenteritis (infeksi yang terjadi pada usus atau perut). Insiden diare yang disebabkan rotavirus di Indonesia terjadi sepanjang tahun dengan jumlah kematian mencapai sekitar 10.088 anak per tahun.

Daftar Isi

Apa itu rotavirus?

Rotavirus adalah virus RNA tanpa selubung yang beruntai ganda dengan 11 segmen genom untuk menyandi enam protein struktural dan non struktural.

Gambar 3D Rotavirus dilihat dari Mikroskop Elektron (pic:CDC)

Diare karena rotavirus paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terkena penyakit rotavirus. Setelah seseorang telah terkena rotavirus, dibutuhkan sekitar 2 hari sampai gejala muncul.

Gejala diare karena rotavirus

Anak-anak yang terinfeksi akan memiliki diare berair yang berat, sering dengan muntah, demam, dan sakit perut. Muntah dan diare berair dapat berlangsung dari 3 sampai 8 hari. Gejala tambahan mungkin termasuk kehilangan nafsu makan dan dehidrasi (kehilangan cairan tubuh), yang bisa sangat berbahaya bagi bayi dan anak-anak.

Gejala dehidrasi meliputi

  • Penurunan intensitas buang air kecil,
  • Mulut dan tenggorokan kering
  • Merasa pusing ketika berdiri.
  • Seorang anak dehidrasi juga dapat menangis dengan sedikit atau tanpa air mata
  • Mengantuk berat atau rewel.

Orang dewasa yang menderita penyakit rotavirus cenderung memiliki gejala lebih ringan.

Anak-anak, bahkan mereka yang divaksinasi, memungkinkan sakit dari rotavirus lebih dari sekali. Itu karena baik infeksi alami dengan rotavirus atau vaksinasi rotavirus tidak memberikan perlindungan penuh dari infeksi di masa depan. Biasanya pertama kali mendapatkan rotavirus seseorang menyebabkan gejala yang paling parah. Namun, anak-anak divaksinasi jauh lebih mungkin untuk terhindar dari sakit dari rotavirus, dan jika mereka terkena, gejala mereka biasanya kurang parah daripada anak-anak yang tidak divaksinasi.

Data dan fakta

Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, insiden diare pada semua kelompok umur adalah 2,5 persen, sedangkan pada kelompok balita adalah 10,2 persen. Insiden diare tertinggi terjadi pada balita yaitu pada umur 12-23 bulan yaitu 7,6 %.

Baca :  Begini 4 Cara Vaksin Hentikan Pandemi COVID-19 dengan Herd Immunity

Menurut Prof. Dr. Yati Sunarto, Direktur Pusat Clinical Epidemiologi dan Biostatika dari Fakultas Kedokteran UGM, sekitar 54% dari seluruh kasus diare diakibatkan oleh rotavirus, 14% oleh bakteri dan sisanya karena penyabab tidak dikenal yang biasanya terjadi di luar usus.

Kematian anak-anak di Indonesia mencapai sekitar 240.000 anak per tahun. Angka kematian anak karena diare adalah 50.400.7 Berdasarkan estimasi WHO tahun 2008, di Indonesia angka kematian akibat rotavirus adalah 50-100 kematian per 100.000 anak usia kurang dari 5 tahun.

Pengobatan

Tidak ada obat khusus untuk mengobati infeksi rotavirus, tetapi dokter dapat merekomendasikan obat-obatan untuk meringankan gejala. Belum ada obat antivirus untuk mengobatinya, dan obat-obatan antibiotik tidak akan membantu karena antibiotik melawan bakteri bukan untuk virus.

Infeksi rotavirus dapat menyebabkan muntah dan diare. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi (kehilangan cairan tubuh). Bayi dan anak-anak, orang dewasa yang lebih tua, dan orang dengan riwayat penyakit lain adalah yang paling berisiko dehidrasi.

Gejala dehidrasi termasuk penurunan buang air kecil, mulut kering dan tenggorokan dan merasa pusing ketika berdiri. Seorang anak dehidrasi juga dapat

Dehidrasi berat memerlukan rawat inap untuk pengobatan dengan cairan infus intravena (IV), yang diberikan kepada pasien secara langsung melalui pembuluh darah.

Penularan

Rotavirus menyebar dengan mudah pada bayi dan anak kecil. Anak-anak dapat menyebarkan virus baik sebelum dan setelah mereka sakit diare. Mereka juga bisa menularkan rotavirus untuk anggota keluarga dan orang lain.

Orang yang terinfeksi rotavirus menularkan rotavirus melalui tinja/feses. Hal ini menyebabkan virus menyebar dari tubuh seseorang untuk orang lain melalui lingkungan. Pasien menularkan virus ketika mereka sakit dan selama 3 hari pertama setelah mereka pulih.

Baca :  Panduan Swamedikasi Penyakit Ringan Untuk Masyarakat dan Apoteker

Virus menyebar melalui rute feses-oral; ini berarti virus ditumpahkan oleh orang yang terinfeksi dan kemudian memasuki mulut seseorang yang rentan untuk menyebabkan infeksi. Rotavirus dapat disebarkan melalui kontaminasi

  • Tangan
  • Benda (mainan, permukaan)
  • Makanan
  • air

Vaksinasi untuk pencegahan

Vaksinasi rotavirus adalah cara terbaik untuk melindungi anak terhadap penyakit rotavirus. Sebagian besar anak-anak (sekitar 9 dari 10) yang mendapatkan vaksin akan terlindungi dari penyakit rotavirus parah. Sementara sekitar 7 dari 10 anak akan terlindungi dari penyakit rotavirus.

Dua vaksin rotavirus yang ada di Indonesia

  • RotaTeq® (RV5) diberikan dalam 3 dosis pada usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan
  • Rotarix® (RV1) diberikan dalam 2 dosis pada usia 2 bulan dan 4 bulan

Kedua vaksin diberikan melalui mulut (per oral), bukan lewat suntikan. Dosis pertama vaksin paling efektif jika diberikan sebelum anak berusia 15 minggu. Juga, anak-anak harus menerima semua dosis vaksin rotavirus sebelum mereka mencapai usia 8 bulan.

Sumber :

  1. Pangesti, K., & Setiawaty, V. (2015). MASA DEPAN VAKSIN ROTAVIRUS DI INDONESIA. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 24(4 Des), 215-220. Retrieved from http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/3677
  2. Setiap Tahun 10 Ribu Balita Indonesia Mati Karena Rotavirus. https://ugm.ac.id/id/berita/186-setiap.tahun.10.ribu.balita.indonesia.mati.karena.rotavirus. Date accessed: 25 Jan. 2017.
  3. https://www.cdc.gov/rotavirus/index.html. Date accessed: 25 Jan. 2017.
  4. https://www.cdc.gov/rotavirus/about/symptoms.html. Date accessed: 25 Jan. 2017.
  5. https://www.cdc.gov/rotavirus/about/treatment.html. Date accessed: 25 Jan. 2017.
  6. https://www.cdc.gov/rotavirus/about/transmission.html. Date accessed: 25 Jan. 2017.
  7. https://www.cdc.gov/rotavirus/about/prevention.html. Date accessed: 25 Jan. 2017.

About Nasrul Wathoni

Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt. Pada tahun 2004 lulus sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Padjadjaran. Gelar profesi apoteker didapat dari Universitas Padjadjaran dan Master Farmasetika dari Institut Teknologi Bandung. Gelar Ph.D. di bidang Farmasetika diperoleh dari Kumamoto University pada tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai dosen dan peneliti di Departemen Farmasetika, Farmasi Unpad.

Check Also

tukang cukur2

Menggunakan Pisau Cukur Bergantian Berpotensi Menularkan Virus HIV dan Hepatitis

GudangIlmuFarmasi – Rambut terutama di kepala akan terus tumbuh, dan pada akhirnya harus dicukur untuk …