obat anak2

Bagaimanakah Perjalanan Obat Dalam Tubuh Bayi dan Anak-Anak? (Bagian 1)

GudangIlmuFarmasi – Kisah perjalanan obat dalam tubuh manusia secara umum telah dijelaskan di artikel sebelumnya. Lalu, Bagaimanakah Perjalanan Obat Dalam Tubuh Anak-Anak? adakah bedanya?

Baca : Kisah Perjalanan Obat dalam Tubuh Hingga Berkhasiat Sembuhkan Penyakit

Pada prinsipnya pemberian obat melalui rute pemberian yang sama dengan dewasa, maka perjalanan hingga bereaksi di dalam tubuh akan sama. Kinetika obat yang dikenal dengan farmakokinetik mampu menjelaskan bagaimana tubuh bisa menerima obat hingga melalui proses penyerapan obat (absorbsi), distribusi, metabolisme, dan ekresi.

Sedangkan proses Farmakodinamik, menggambarkan apa yang obat lakukan di tubuh, dimana melibatkan reseptor yang mengikat obat, efek postreseptor, dan interaksi kimia.

Daftar Isi

Ikhtisar penyerapan obat, metabolisme, dan Ekskresi

Terapi obat membutuhkan obat sampai ke situs target tertentu atau situs dalam jaringan di mana obat melakukan aksinya. Biasanya, obat ini masuk ke dalam tubuh (proses administrasi), kadang-kadang jauh dari situs target ini.

Obat harus bergerak ke dalam aliran darah (proses penyerapan) dan diangkut ke situs target obat yang dibutuhkan (proses distribusi). Beberapa obat kimia diubah (proses metabolisme) oleh tubuh sebelum mereka melakukan tindakan mereka, kemudian sebagian besar dimetabolisme sesudahnya, dan yang lain tidak dimetabolisme sama sekali. Langkah terakhir adalah penghapusan obat dan metabolitnya dari tubuh (proses eliminasi/eksresi).

Banyak faktor, termasuk berat badan seseorang, genetik, dan ginjal atau fungsi hati, dapat mempengaruhi proses-proses kinetik. Termasuk umur, anak dan orang tua akan berbeda, dimanakah bedanya? mari kita bahas satu-persatu.

Proses penyerapan obat

Rute oral

Untuk rute oral atau melalui mulut, penyerapan di dari saluran cerna dipengaruhi oleh

  • sekresi asam lambung
  • pembentukan garam empedu
  • waktu pengosongan lambung
  • motilitas usus
  • panjang usus dan permukaan serap efektif
  • flora mikroba
Baca :  5 Tahap Pengembangan Obat Baru Hingga Dipasarkan

Semua faktor ini berkurang pada neonatus (jangka penuh dan prematur) dan semua dapat dikurangi atau meningkat pada anak yang sakit dari segala usia. Kurangnya sekresi asam lambung sekresi akan meningkatkan bioavailabilitas obat yang labil terhadap asam (misalnya, penisilin) ​​dan menurunkan bioavailabilitas obat asam lemah (misalnya, fenobarbital).

Pembentukan garam empedu berkurang maka berkurang bioavailabilitas obat lipofilik atau suka lemak (misalnya, diazepam).

Mengurangi pengosongan lambung dan motilitas usus meningkatkan waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi terapeutik ketika obat enteral diberikan kepada bayi <3 bulan.

Enzim metabolisme obat yang hadir dalam usus bayi penyebab lain dari penyerapan obat berkurang. Bayi dengan usus atretic bawaan atau pembedahan usus atau yang memiliki tabung jejunum mungkin memiliki cacat dalam penyerapan tertentu tergantung pada panjang usus yang hilang atau dilewati dan lokasi segmen yang hilang.

Rute melalui suntikan

Obat yang disuntikkan sering tak menentu pada proses penyerapan obat karena

  • Variabilitas karakteristik kimianya
  • Perbedaan dalam penyerapan oleh tempat suntikan (IM atau sc)
  • Variabilitas massa otot antara anak-anak
  • Penyakit (misalnya, status peredaran darah)
  • Variabilitas dalam kedalaman injeksi (terlalu dalam atau terlalu dangkal)

Suntikan IM umumnya dihindari pada anak-anak karena rasa sakit dan kemungkinan kerusakan jaringan, namun, bila diperlukan, obat yang larut dalam air adalah yang terbaik karena mereka tidak mengendap di tempat suntikan.

Rute transdermal

Penyerapan transdermal dapat ditingkatkan pada neonatus dan bayi karena stratum korneum (lapisan kulit terluar) yang tipis dan karena rasio luas permukaan berat jauh lebih besar daripada untuk anak-anak dan orang dewasa. gangguan kulit (misalnya, lecet, eksim, luka bakar) meningkatkan penyerapan pada anak-anak dari segala usia.

Rute rektal

Terapi obat transrectal (melalui dubur seperti supositoria) umumnya hanya cocok untuk keadaan darurat ketika rute IV tidak tersedia (misalnya, penggunaan diazepam rektal untuk status epileptikus). Lokasi penempatan obat di dalam rongga dubur dapat mempengaruhi penyerapan karena perbedaan dalam sistem drainase vena. Pada bayi  juga dapat mengeluarkan obat sebelum penyerapan signifikan terjadi.

Baca :  Tahukah Anda Bedanya Efek Samping dan Reaksi Merugikan dari Obat?

Rute inhalasi

Penyerapan obat melalui paru-paru (misalnya, β-agonis untuk asma, surfaktan paru untuk sindrom gangguan pernapasan) bervariasi kurang dengan parameter fisiologis dan lainnya keandalan perangkat pengiriman dan pasien atau teknik penggunaan obatnya.

Klik untuk halaman berikutnya

About Nasrul Wathoni

Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt. Pada tahun 2004 lulus sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Padjadjaran. Gelar profesi apoteker didapat dari Universitas Padjadjaran dan Master Farmasetika dari Institut Teknologi Bandung. Gelar Ph.D. di bidang Farmasetika diperoleh dari Kumamoto University pada tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai dosen dan peneliti di Departemen Farmasetika, Farmasi Unpad.

Check Also

48 Daftar Obat Baru yang Disetujui FDA Tahun 2019

GudangIlmuFarmasi – Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menyetujui total 48 obat baru …